blank

Tahsin Al-Qira’ah : Upaya Penyeragaman & Perbaikan Bacaan Santri

Program pendalaman Tahsin At-tilawah ini merupakan pengembangan dari program tahsin yang biasa dilaksanakan setelah maghrib, pada hari Sabtu, Minggu, Senin, Selasa dan Kamis. Pada kegiatan tahsin tersebut, santri dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Ada sekitar 60 kelompok dan didampingi 73 ustadz dan ustadzah yang dijadwal secara bergantian. Untuk penyeragaman tilawah serta lagunya

Penulis : Ust. Taqwim

Pondok Modern Muhammadiyah Paciran mengadakan program pendalaman Tahsin Al-Qira’ah, Jum’at (25/7/25). Tujuan program ini di adakan adalah sebagai penyeragaman dan perbaikan bacaan al-Quran santri, serta meminimalisir bacaan al-quran dari kesalahan-kesalahan yang mungkin akan merubah maknanya.

Kegiatan ini jadikan program pekanan, setiap hari Jum’at, pukul 17.30 – 18.45 WIB. Dilaksanakan secara terpisah, santri putra bertempat di Masjid Ad-Dakwah dan santri putri di Aula pesantren putri. Total ada 214 santri yang mengikuti kegiatan ini, terdiri dari 93 santri putra dan 121 santri putri.

blank

Kepala kepengasuhan pondok Modern Muhammadiyah Paciran, Taqwim, S.Pd.I mengatakan; “Program pendalaman Tahsin At-tilawah ini merupakan pengembangan dari program tahsin yang biasa dilaksanakan setelah maghrib, pada hari Sabtu, Minggu, Senin, Selasa dan Kamis. Pada kegiatan tahsin tersebut, santri dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Ada sekitar 60 kelompok dan didampingi 73 ustadz dan ustadzah yang dijadwal secara bergantian. Untuk penyeragaman tilawah serta lagunya, maka dibuatlah program khusus di hari rabu ini, dengan menghadirkan 2 tenaga pengajar khusus. Santri putra dibimbing ustadz Lutfi Sidqon, S.Pd.I dan santri putri dibimbing oleh ustadzah Rofidah, S.Th.I,” tuturnya.

blank

Sementara itu, ustadz Lutfi Sidqon, S.Pd.I mengawali sambutannya, beliau menjelaskan; sebagai seorang santri, maka wajib bagi kita membaca al-quran dengan tartil dan sesuai dengan kaidah ilmu tajwidnya. Seperti kita tahu, bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, sedangkan membaca al-qur’an dengan tajwid hukumnya fardhu ‘ain. Terangnya.

Tahsin al-qira’ah adalah upaya untuk memperbaiki dan menyempurnakan bacaan al-qur’an agar sesuai dengan bacaan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, serta terhindar dari kesalahan yang dapat mengubah makna, imbuhnya.

blank

Setelah menjelaskan tentang pentingnya belajar dan membaca al-quran secara tartil dan sesuai tajwidnya, Lutfi langsung mengajak para santri membaca ta’awudz dan mempraktikkannya bersama-sama. Seusai membaca ta’awwud, ia mengajak para santri menelaah makhroj, tajwid serta menjelaskan tentang hak-hak huruf. Kemudian, ia meminta para santri untuk mengikuti bacaannya lagi dan dilakukan secara berulang-ulang. Begitu juga saat melanjutkan bacaan di surat al-fatihah. Ia praktikkan bacaannya dulu, kemudian para santri ikut menirukannya.

Para santri terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Setelah pengajaran tahsin selesai, nampak beberapa anak yang mendatangi pembimbing tahsin dan berkonsultasi tentang bacaan al-Qur’annya. Bahkan ada yang meminta waktu tambahan untuk memperbaiki bacaannya.

blank

“Saya berharap, dengan pembelajaran tahsin al-qira’ah ini, bisa menjadi bekal bagi para santri, terutama di saat mereka terjun ke masyarakat untuk malakukan pengabdian, menjadi imam dan berdakwah di tengah-tengah masyarakat”. Tutup Lutfi.

Eksplorasi konten lain dari Pondok Modern Paciran

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca